Teknologi Optical Mark Recognition atau sekarang populer Digital Mark
Reader digunakan pada berbagai ujian baik Ujian Akhir Nasional dan Ujian
penerimaan pegawai , yaitu teknologi yang memeriksa pilihan ganda yang biasanya
ditandai dengan alat tulis seperti pensil 2B dengan cara mengarsir pilihan
tersebut.
Bagaimana Teknologi ini bekerja ?
Pada Tahap Awal : administrator Optical Mark Reader akan membuat
pola pembacaan atau yang disebut sebagai template yang berisi informasi tentang
data yang dikumpulkan (nama, nomor ujian,
jawaban soal no1, dsb), bentuk data (isian huruf atau angka atau campuran) dan
posisi data pada lembar jawaban (
indikator jarak dalam sumbu X dan Y). Kita ibaratkan template ini adalah lembar
jawaban yang kita cetak pada lembar transparansi yang kemudian akan kita
pasangkan dengan lembar jawaban yang diperiksa.
Pada Tahap Kedua :adalah
melakukan pemindaian lembar-lembar jawaban yang sudah diisi jawaban kemudian di
matchingkan dengan template yang dibuat. Adanya warna hitam pada isian posisi
tertentu dianggap sebagai data (misal mengarsir huruf A akan menghasilkan data
"A").
Setelah melewati tahapan ini
semua lembar jawaban terperiksa dengan kecepatan tinggi dan proses selesai.
Kalau memang semudah itu, apa yang menjadi masalah?
Persyaratan Teknis
1. Lokasi Data harus benar
Lokasi data yang benar yang dimaksud adalah
lokasi data sesuai dengan pola atau template yang dibuat. Artinya sumber
kesalahan bisa berasal dari :
·
Template yang salah pada saat pemeriksaan (semua
/ sebagian data akan bergeser)
·
Pencetakan lembar jawaban tidak stabil atau
berkualitas rendah sehingga tidak semuanya sesuai dengan template yang dibuat.
·
Image yang dihasilkan oleh scanner cacat
sehingga kurang terbaca posisinya ini bisa karena salah setting scanner, salah
memasukkan kertas, kertas cacat saat masuk scanner.
Kesalahan karena lokasi akan mudah
dideteksi dari data yang dibaca karena biasanya pergeseran datanya signifikan
(misal nama " DEWI" bergeser satu baris menjadi "CDVH"
(selisih satu huruf) ).
2. Datanya cukup valid
Data
yang valid artinya adanya sejumlah warna hitam pada suatu lokasi yang tegas.
Data yang dianggap meragukan
atau tidak valid adalah yang dimemenuhi jumlah area yang harusnya diarsir.
Penyebab
data tidak valid adalah :
·
Arsiran tidak hitam valid (diarsir tipis-tipis)
·
Arsiran tidak pada lokasinya (misal mengarsir
diantara huruf "A" dan "B")
·
Menghapus jawaban yang salah tidak bersih
·
Mengarsir pada lebih dari satu jawaban padahal
setting template menyatakan hanya boleh 1 jawaban yang benar (pada kondisi
ujian tertentu diperbolehkan mengisi lebih dari 1 jawaban bila diijinkan oleh
pembuat template).
Bagaimana Teknologi ini menentukan lokasi yang tepat dan Jawaban yang dianggap valid?
Untuk menentukan lokasi yang tepat, pada lembar jawaban diberikan
tanda referensi yang berupa kotak-kotak hitam disisi kanan kiri atau terkadang
diatas, dan juga berupa garis tebal. Kenapa harus ada tanda seperti itu? Karena
tanda ini akan menjadi patokan yang handal dibandingkan mengukur dari tepi
kertas (mesin cetak tidak stabil dan pemotong kertas juga tidak bisa
diandalkan). Lokasi akan sukar dibaca apabila tanda referensi ini cacat (robek,
kabur cetakannya, atau dicoret - coret oleh peserta sendiri).
Untuk menentukan jawaban yang valid, aplikasi pemindaian akan
melakukan setting berupa persentase warna hitam yang diperbolehkan untuk suatu
jawaban dianggap valid. Misal 24% artinya 24 persen area berwarna hitam maka peserta
dianggap sudah menjawab.
Kenapa lembar jawaban diberi warna merah, hijau dan biru?
Jawabannya adalah untuk meningkatkan validitas jawaban, warna-warna merah,
hijau dan biru akan dihilangkan oleh mesin scanner sehingga menyisakan tanda
referensi yang berwarna hitam dan jawaban peserta saja, sehingga semua area
yang tidak diarsir atau dicoret akan berwarna putih atau nilainya kosong dan
jawaban yang isi akan memiliki persentase warna hitam yang akan digunakan untuk
menilai validitas data. Apabila menggunakan lembar fotocopy maka biasanya
dilakukan pemindaian pada persentase tinggi.
Dengan menggunakan prinsip diatas
kita bisa melogika berbagai mitos yang terjadi
Apakah dapat menggunakan lapisan lilin agar jawaban terbaca benar semua ?
Lapisan lilin memberikan lapisan
transparan pada kertas dan terkadang menyamarkan warna hitam menjadi sedikit
putih, apabila lapisan lilin ini transparan maka tidak akan mempengaruhi
pembacaan scanner. Tetapi apabila lapisan lilin menyebabkan warna hitam menjadi
pudar maka justru akan merugikan peserta sendiri karena bisa menyebabkan
kesalahan posisi data (tanda referensi tidak terbaca) atau data tidak valid
(jawaban menjadi kurang hitam).
Apakah harus menggunakan pensil 2B ?
Tips dari penulis adalah hitamkan hingga huruf pada pilihan
tidak dapat dibaca lagi, misal memilih jawaban "A" maka usahakan
huruf "A" tersebut tertutupi warna hitam hingga tidak kelihatan lagi.
Pensil 2B yang diarsir tipis akan berpeluang gagal
dibandingkan dengan pensil HB yang diarsir tebal.
Pensil 2B digunakan karena tingkat kelunakannya yang tidak
merobek kertas pada saat digunakan untuk mengarsir dan sekaligus kemudahan
untuk dihapus kembali dengan bersih dibandingkan dengan pensil 3 B misalnya.
Ikuti petunjuk
pengisian dan arsirlah sepadat mungkin.
Demikian semoga tulisan ini berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar